Minggu, 22 April 2018

Hari 5 (Tokyo) : Kalap di Tsukiji Fish Market dan Megahnya Masjid Jamii, Tokyo

Tsukiji Fish Market
Hari ini hari terakhir di Tokyo.
Di hari terakhir ini gue memutuskan untuk ke Tsukiji Fish Market dulu, sesuai namanya, ya semacam pasar ikan gitu. Sebenernya Tsukiji ini gak ada di Itinerary gue lho sebelumnya, karena ngiranya harus pagi-pagi banget kalo mau kesana. Cuma gue mendapat rekomen dari saudara yang tinggal di Jepang untuk cobain sarapan ke Tsukiji dan katanya jam 8 jam 9 juga gak masalah, karena masih banyak yang toko-toko yang buka. Sayangnya kalau kalian dateng di jam segitu, kalian gak akan bisa lihat pelelangan tuna gitu, yang katanya seru hehe. Karena biasanya pelelangan ada di jam 4.30 sampe 6.00 katanya.

Oak Hostel Fuji
Hari terakhir di Tokyo, berarti hari ini harus check-out juga dari Oak Hostel Fuji. Selesai beresin koper, mandi, dsb dan baru siap jam 7.30an, gue langsung turun ke bawah untuk check-out. Karena hari ini masih keliling Tokyo, biar gak ribet gue titip koper aja disini. Emang hampir semua penginapan di Jepang menyediakan titip koper sih pas hari kalian check-in dan pas hari kalian check-out, itung-itung irit uang juga, karena kalau sewa locker di stasiun atau sejenisnya kena ¥700 untuk koper ukuran besar, ya gamau lah ya, mending untuk makan hehe. Setelah proses check-out selesai, gue langsung dikasih nomor tas gitu untuk pengambilan koper yang gue titipin. Kemudian gue langsung meluncur keluar dari penginapan dan menuju Tsukiji! 


Tsukiji Fish Market!
Route: Asakusa St. → Toei Asakusa Line → Higashi-ginza St.
¥220

Tsukiji Fish Market ini merupakan salah satu pasar ikan terbesar di Jepang dan katanya sih terbesar di Tokyo, lho! Seperti yang udah gue bilang sebelumnya, kenapa Tsukiji Fish Market ini menjadi salah satu Tourist Spot? Mungkin karena sebagai tempat sarapan yang di area ini ada banyak banget restoran kecil atau bahkan sekedar street food yang emang enak, terus juga tidak seperti "pasar" yang ada dibayangan kita, yang biasanya bau ikannya menyengat, terus kotor, jalanannya becek, ya begitulah. Tapi di Tsukiji Fish Market menurut gue bersih dan terlepas dari stereotype "pasar" pada umumnya. Di tempat ini juga ada sesuatu yang unik, yaitu pelelangan tuna. Bukan lelang biasa sih, karena tuna yang di lelang itu tuna-tuna yang guede buanget.


Keluar dari stasiun Higashi-ginza, tinggal ikuti petenjuk diluar yang udah terpampang arah ke Tsukiji Fish Market, kalo udah liat semacam patung kepiting itu berarti udah memasuki kawasan Tsukiji. Tsukiji Fish Market ini dibagi jadi dua, bagian dalam pasar sama bagian luar. Bagian dalam itu biasa tempat pelelangan, tapi adanya di pagi hari aja dan katanya pas pagi-pun dibatasi lho jumlah pengunjungnya. Berhubung udah jam 8.30, otomatis di bagian dalam gak terlalu rame. Sedangkan, untuk bagian luar pasarnya itu ya restoran dan toko-toko makanan, gak cuma makanan yang siap saji, tapi ikan-ikan mentah yang masih fresh juga banyak (namanya juga pasar).


Selain makanan, disini juga banyak yang ngejual peralatan dapur, dari yang tradisional banget sampe yang udah kaya sekarang. Kalo agak bingung sama area Tsukiji ini, tinggal dateng aja ke bagian pusat informasi Tsukiji, mereka menyediakan peta wilayah dan semacam guide gitu dalam bahasa Inggris.


Kalau gue sendiri lebih memilih ngasal aja dan nyasar-nyasar gitu disini, sekalian nyobain segala makanan yang ada disini. Berhubung kemarin-kemarin cuma makan onigiri doang dan makan besarnya pas sore malem gitu, disini gue mau menghabiskan uang yang gue sisakan kemarin-kemarin dengan jajan terus menerus 😁.


Selama kurang lebih satu setengah jam gue menghabiskan waktu cuma berpindah-pindah tempat dari toko yang satu ke toko yang lain. Gue membeli udang, cheese crab, oyster, semacam tofu, terus kaya otak-otak gitu, terus kerang gitu juga, banyak banget sampe gue lupa. Terakhirnya gue beli eskrim sebagai penutup. Tapi dibeberapa toko kita harus makan di depan tokonya gitu, dan gak boleh di foto gitu. Gak masalah sih, kan gue emang mau makan disini.


Untuk harganya lumayan murah sih, satu tusukan gitu dari ¥100 - ¥500 paling mahalnya. Kalo gue menetapkan yang paling mahalnya kisaran ¥300 aja, biar bisa coba-coba yang lain tapi tetep irit ✌. Ceritanya balas dendam aja sih karena kemarin-kemarin makanin onigiri doang kalo sarapan sama makan siang. Selain itu, dibeberapa tempat suka ada penjual baik hati yang memberi tester gitu hehe, makasih loh! Sebelum pulang, gue membeli dua katsu juga sebagai bekal perjalanan barangkali di jalan laper lagi 😅. Total gue sarapan dan jajan di Tsukiji kalo gak salah sampai ¥1.500an, huuu.



Setelah kalap dan merasa cukup, akhirnya gue pergi dari Tsukiji. Makasih banyak Tsukiji!!!!
Dalam perjalanan menuju stasiun, gue melewati suatu tempat gitu yang katanya historical landmark gitu. Tempatnya bagus jadi, gue coba masuk aja kesana.



Baru jalan sebentar keluar dari Tsukiji Fish Market, gue duduk lagi di tempat ini dan membuka katsu yang gue beli tadi, hehe 😂. Iseng aja sih, sama kepo rasanya gimana. Setelah itu melanjutkan perjalanan ke stasiun.

Asakusa!
Route: Tsukiji St. → Metro Hibiya Line → Ningyocho St. → Toei Asakusa Line → Asakusa St.
¥240

Kaminarimon, Asakusa, Tokyo
Berhubung selama ini gue ke Asakusanya selalu malem hari, dan daerah Asakusa sangat sepi pas malem, jadi gue merasa untuk balik lagi ke Asakusa di siang hari. Pas sampai di stasiun Asakusa, ambil pintu keluar nomor 3 maka saat kalian keluar akan langsung berhadapan dengan si gerbang Kaminarimon ini! Belom ke Asakusa rasanya kalo belom ke Kaminarimon yang dikelilingi banyak orang-orang.

Cr. web.travel.rakuten.co.jp
Itu map Sensoji Temple. Biasanya perjalanan dimulai dari Kaminarimon, terus Nakamise dori yang isinya orang jualan oleh-oleh, terus juga ada banyak street food, dan terakhir ya Sensoji Templenya sendiri.


Salah satu daya tarik di Asakusa ini biasanya suka banyak orang-orang berpakaian tradisional (kimono) gitu selama mengelilingi Sensoji. Terus juga yang gak kalah menarik ada becak Jepang gitu, namanya Jinrikisha. Tuh mas-mas yang dorongin becaknya itu yang pake baju putih celana item dan biasanya keliling dan cari penumpang gitu. Selain itu pemandangannya bagus juga, cuacanya lagi clear, jadi bisa liat Tokyo Sky Tree dengan jelas.
Nakamise Dori, Asakusa, Tokyo
Setelah melewati Kaminarimon Gate, langsung lah kita memasuki Nakamise Dori (dori = street). Gak kalah padatnya, disini juga rame banget. Ruko-ruko itu pada jualan oleh-oleh, dari mulai gantungan kunci, magnet, sepatu, kaos, pakaian tradisional dan semacamnya. Terus juga banyak street food, hehe gua jajan lagi deh.

Sensoji Temple
Perjalanan masuk, gue baru liat-liat disekitaran Nakamise aja, belom membeli apapun. Setelah melewati Nakamise Dori, akhirnya sampai di gerbang Sensoji Temple.


Karena udah pernah nyoba O-mikuji (fortune paper), jadi gue tidak mencoba lagi, lumayan ¥100 bisa untuk makan.... Hehe maaf ya agak perhitungan 😅✌.


Di dalem Senso-ji Temple ini banyak orang berdoa. Di pintu masuk mereka kaya ngelempar uang koin gitu, terus di dalemnya juga ngelempar uang koin lagi. Gue agak gak berani foto di area dalem, mengingat hampir semua bagian dalem kuil itu dilarang foto.


Di area luarnya juga ada semacem tempat yang untuk kumur-kumur gitu loh sama tempat yang ngebakar tusukan terus di taro di wadah itu (?), makanya bagian tengahnya berasap gitu.



Gerbang keluar Senso-ji menuju Nakamise. Sudah puas keliling-keliling di dalem. Waktunya balik lagi dan mencari oleh-oleh di Nakamise Dori.



Dzuhur di Masjid Tokyo Jamii!
Route: Asakusa St. → Metro Ginza Line → Omotesando St. → Metro Chiyoda Line → Yoyogi-uehara St.
¥240

Masjid Tokyo Jamii
Salah satu destinasi wisata di Tokyo, masjid Tokyo Jamii. Bagi yang muslim boleh banget kayanya mampir sejenak untuk coba kesini. Masjid Tokyo Jamii ini letaknya di Yoyogi-uehara, deket banget sama Shibuya. Harajuku, Shinjuku, dan Omotesando. Kurang lebih satu atau dua stasiun aja. Masjid ini merupakan masjid terbesar dan termegah di Jepang dan katanya udah dibangun dari tahun 1938. Hmm... Terbesar... Jangan dibandingin sama Istiqlal ya, hehe. Menurut gue pun gak terlalu besar, tapi megah iya. Untuk ukuran di kawasan yang muslim minoritas, kapasitas masjid ini kayanya jauh lebih dari cukup. Masjid ini dibangun oleh komunitas turki gitu, makanya di lantai satunya ruang kantor gitu. Dan gak jauh ada sekolahnya gitu.


Lantai satunya itu kantor, jadi ke masjidnya itu ada di lantai dua. Tangganya ada di luar kok jadi gak perlu masuk ke kantor Turkinya. Awalnya sempet bingung sama pintu masuknya, tapi tenang, petunjuknya jelas. Pas udah di atasnya gitu, bingung wudhunya dimana. Terus ketemu anak perempuan masih kecil gitu (kayanya dari Turki) dia ngasih tau kalo wudhunya masuk ruang ke bawah itu (yang ada di foto). Hehe, terimakasih ya dek!


Dalemnya bagus sih emang. Waktu itu alhamdulillahnya gue kedapetan shalat jamaah. Kayanya dari sekolah gitu, soalnya yang imam kaya bapak gurunya, terus jamaahnya juga banyak anak-anak kecilnya. Pas selesai, gue liat dan perhatiin ternyata gue melihat beberapa anak kecil sekolahan yang dari Jepang ikut shalat. Wah ternyata dia juga muslim. Pengunjung masjid ini gak cuma yang mau ibadah juga. Ada beberapa pengunjung lokalnya, seperti foto itu. Mereka kaya udah tau juga kalo masuk ke masjidnya, mereka harus mengenakan kerudung (lebih ke nutupin kepala aja sih). Dan gue sempet nguping-nguping gitu, mereka kaya takjub gitu dan terus-terusan ngomong "ee sugoi!!!" "kiereiii deshoune!".


Saat gue datengi ini, masjid Tokyo Jamii lagi ada renovasi gitu makanya kaya ada biru-biru dan garis pembatas gitu. Berhubung area ini deket sama Lawson, setelah dari masjid Tokyo Jamii gue langsung mampir ke Lawson untuk beli air mineral 1,5L dan memakan bekal katsu dari Tsukiji yang masih ada.


Selesai makan dan membeli minum di Lawson, gue langsung balik lagi ke stasiun Yoyogi-uehara. Area Yoyogi-uehara ini enak banget karena sepi padahal deket banget sama Shibuya yang padetnya seperti itu.

Omotesando, Harajuku, Shibuya!
Route: Yoyogi-uehara St.Metro Chiyoda Line → Omotesando St.
¥170


Karena masih siang juga, akhirnya gue balik lagi ke Omotesando, untuk selanjutnya jalan kaki dari Omotesando ke Harajuku. Perjalanannya cukup jauh sejauh 1,2 km. Untuk di Harajukunya sendiri, sebenarnya pas hari selasa (hari ke-3) malemnya gue udah kesana untuk liat-liat doang. Kalo sekarang mau jajan sama beli oleh-oleh juga.


Omotesando ini bisa dibilang kawasan stylishnya di Jepang. Di kiri kanan sepanjang jalan Omotesando ini merupakan toko-toko bermerek, so pasti gue yang travel on budget gak akan meilirik kesana, hehe 😂. Area Omotesando ini free wifi lho sepanjang jalannya! Keren gak tuh. Sebenernya agak gak berfaedah juga sih mau ke Harajuku tapi turunnya di Omotesando dan jalan kaki.... Terus di Omotesandonya juga gak beli apa-apa. Cuma gue ingin merasakan jalan kaki di tiap view yang berbeda di Jepang, makanya gue relakan berjalan lagi hehe.

Harajuku Station, Tokyo
Akhirnya sampai juga di stasiun JR Harajuku. Bener deh, jalan sejauh itu beneran gak kerasa apa-apa. Karena banyak juga orang-orang yang jalan kaki juga kali ya? Jadi kaya berasa ngikutin aja gitu.


Tujuan utama ke Harajuku pastinya ya ke Takeshita Street dong. Takeshita street ini terletak persis di depan pintu masuk/keluar stasiun JR Harajuku. Keluar, jalan dikit terus langsung deh Takeshita street. Gak terlalu beda jauh sama Akihabara yang dinamakan kota Otaku dan pusat elektronik. Kalo Harujuku, lebih tepatnya Takeshita Street ini biasanya di kenal sama hal-hal lucu dan uniknya. Banyak banget toko-toko yang menjual aksesoris dan fashion gitu. Terus juga cosplay-cosplay unik lebih banyak disini ketimbang Akihabara.


Ke Takeshita Street ini, biasanya wajib coba Crepesnya. Tapi gue gak coba dulu, karena masih kenyang setelah kalap makan (serius efeknya lama, wkwwk).


Ada banyak banget tempat oleh-oleh murah, bahkan harga baju dan sepatu juga murah (murah untuk Jepang ya... Hehe). Souvenir juga lumayan murah dari ¥100 - ¥500. Seperti di foto ada All ¥390, terus ada juga toko All ¥100, lho! Bagi yang mau beli oleh-oleh Kit-Kat, gue sarankan membeli di Takeshita Street aja. Di toko mana? Jadi kalo kalian awal masuk gerbang Takeshita Street, itu sebelum McD persis, kaya ada toko jual banyak macam. Di depannya dia naro Kit-Kat, setelah gue melakukan berbagai survei, harga mereka lebih murah! Kisaran ¥190, kalo di toko lain rata-rata ¥220. Bahkan di Kit-Kat official storenya aja lebih mahal dari yang ini hehe.



Danish-Bar! Cukup enak! Oke lah bagi gue yang tiba-tiba laper.
Setelah mendapatkan apa yang gue cari, gue keluar dari Takeshita Street dan menuju Meiji-jingu Station untuk ke Shibuya. Gak akan bosen sih ke Shibuya, dan gue mau ngeliat padatnya Shibuya kalo lagi terang siang gitu.




Tokyo Metropolitan Government, Shinjuku!
Route:

Berhubung masih agak terang dikit, gue memutuskan untuk TMG, sebenernya pengen ke Observatory Decknya sih. Pengen liat Fuji-san yang katanya kalo lagi hoki si Fuji-sannya terlihat jelas.


Cr. 500px
Seperti itu penampakan TMG, untuk Decknya sendiri terbaig dua, bagian utara dan bagian selatan. Masuk ke TMG ini gratis, cua karena gedung pemerintahan, jadinya untuk ke Decknya agak ketat. Kalo gue sendiri pas masuk dari pintu masuknya dianterin sampe lift. Terus pas di liftnya juga kaya ada pemeriksaan, untuk ke atasnya juga ditemenin. Seperti itu lah.



Di dalem Decknya sendiri ada tempat yang jual oleh-oleh, dan ada juga restoran gitu. Restorannya gak terlalu bagus tapi suasananya bagus, gelap, sampingnya liat jendela ke pemandangan kota, terus diiringi musik gitu. Begini salah satu pemandangannya: (Kotakin merah itu gunung Fujinya!)




Tokyo Solomachi (SkyTree)!
Route: 


Cr. hawaiitotokyo.blogspot
Destinasi terakhir hari ini, beli oleh-oleh Tokyo Banana. Sekalian balik ke penginapan di daerah Asakusa, kayanya lebih enak beli Tokyo Banana di sekitar Asakusa aja. Searching, ternyata pusatnya ada di Tokyo Solomachi. Mall yang ada Tokyo Sky Treenya juga itu. Berhubung turun di stasiun Tokyo Sky Tree langsung terintegrasi sama Tokyo Solomachi ini, jadi gak perlu keluar dan tinggal ikuti petunjuk ke Tokyo Solomachinya.


Untuk ke toko Tokyo Banan tinggal naik aja ke lantai 3, kemudian tanya aja orang sekitar pasti mereka tau. Setelah mendapatkan Tokyo Banananya, gue coba ngeliat map Tokyo Solomachi ini. Dan menemukan bahwa di lantai 7 ada Food Court gitu. Karena abis ini balik ke penginapan dan langsung ke Shinjuku lagi untuk perjalanan ke Kyoto dengan bus malam. Jadi gue putuskan untuk makan malam disini aja.



Pas udah sampe di Food Court gue memilih restoran udon gitu, disini itu jadi cuma pesen udon dan kuahnya aja. Terus kalo mau tambahan semacam gorengan tinggal ambil aja di deket kasir. Udon, udang, dan kepiting itu gue bayar cukup murah, hanya ¥490 aja! Enak juga, cuma kuahnya hambar :v. Untuk minumnya refill di sebelah cuci tangan bagian Food Courtnya. Yaudah deh kebetulan bawa botol minum juga, gue isi aja botolnya sampe full ✌.



Kenyang udah, selanjutnya balik ke penginapan dengan jalan kaki aja, karena cukup deket. Pas di penginapan gue langsung datengin ke meja resepsionis untuk menukarkan nomor koper. Setelah mendapatkan koper, gue ijin untuk mandi disini, ternyata diperbolehkan! Asik. Baik hati emang Oak Hostel Fuji ini.

Willer Express (Night Bus), OTW Kyoto!
Route: 

Selesai sudah beres-beresnya, selanjutnya gue memutuskan untuk langsung ke terminal bus di Shinjuku yang letaknya di bagian atas Shinjuku Station. Apesnya, pas gue udah di stasiun Asakusa, ternyata Tokyo Subway Pass gue hilang... Jadinya beli tiket satuan deh di mesin 😂. Lumayan padahal ¥340 bisa buat beli dua onigiri, hehe.


Sampe di Shinjuku Station, langsung aja keluar ikuti petunjuk menuju Shinjuku Expressway Bus Terminal 4F yang ada di lantai 4nya Shinjuku Station. Karena gue sudah memesan tiket bus Willer Express ini sebelumnya, jadi tinggal di liat di email aja gue harus nunggu di peron berapa. Sambil menunggu, gue menyempatkan diri dulu ke toilet untuk buang air dan ke Family Mart di dalem Terminal untuk membeli onigiri, barangkali ntar malem di bus laper.


Tepat 22:25 bus Willer sampai di terminal, dan penumpang langsung pada masuk. Petugas busnya juga langsung ambil koper gue dan ditaro di bagasi bus. Dan jam 22:35 bus Willer siap berangkat. Untuk di dalem busnya sendiri cukup enak, sepi, gelap (remang-remang) gitu, dan kursinya lengkap dengan segala fasilitas. Ada colokan juga, jadinya gue agak sibuk ngecharge powerbank, batre kamera dan sebagainya.



Di dalem bus juga sepi penumpang, sebelah gue juga kosong. Lalu tak lama gue tertidur dengan lelap dan cuma bangun sekali pas jam 2 gitu pas bus berhenti. Onigiri yang udah gue beli sebelumnya langsung gue makan aja dan kemudian gue tertidur lagi 😀.

Wah! Bye Tokyo!!! Terimakasih banyak atas pengalamannya Tokyo!
Sampai jumpa di Kyoto!

3 komentar:

  1. Halo kak! Salam kenal sebelumnya :)

    Pengen nanya buat beli tiket bus Willer Express itu gimana kak?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Halo Rizki, sebelumnya terimakasih sudah mampir ke blog ini! :)

      Oh ya untuk beli tiket bus Willer itu bisa langsung ke http://willerexpress.com/en/, pemesanannya seperti tiket pada umumnya aja, nanti kalo udah selesai pilih tanggal dan keberangkatan/kedatangan bakal muncul pilihan opsi busnya dari waktu keberangkatan sampe harganya, tinggal di next terus aja sampe payment methods. Untuk bayarnya itu pakai Kartu Kredit atau kalau gak ada, bisa di Konbini yang ada di Jepang. Sebelumnya buat akun Willer dulu untuk memudahkan prosedur pembeliannya.

      Hapus